Translate

Friday, November 16, 2012

Pertanian Indonesia (Masih) Gagah

Generasi muda banyak yang meninggalkan usaha atau berusaha disektor pertanian. Berbagai alasan yang dikemukakan antara lain; menjadi petani menjadi orang miskin, bergelimang dalam kotornya lumpur, penghasilan hanya cukup sehari, dan sebagianya. Nampaknya hampir tidak ada harapan kemajuan.

Pemahaman seperti itu tentunya sangat berbahaya dan mencerminkan rasa pesimis yang tidak berguna. Masih banyak petani yang sangat berhasil dibidangnya. Walau mudah dihitung, namun eksistensi mereka banyak bisa dilihat di pasar. Bagaimana pertanian bisa ditinggalkan, jika manusia masih butuh makan. Dan perlu diketahui bahwa pertanian menyumbang 14,7 persen dari PDB serta 39,33 persen penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian ini.

Banyak yang tidak menduga saat Indonesia bahkan Asia dilanda krisis moneter yang berkepanjangan dan seluruh industri mengalami pertumbuhan yang negatif. Sektor pertanian ibarat pahlawan yang dengan gagah berhasil melakukan pertumbuhan yang positif bagi perekonomian bangsa.

Namun sungguh disayangkan, kepedulian terhadap sektor ini disepelekan oleh banyak hal diluar kewenangan petani atau penggerak sektor ini. Kebijakan pemerintah masih kurang memihak sektor ini. Boleh lihat sistem negara maju manapun, bahwa sektor pertanian ini menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan industri disektor lainnya.

Tata niaga produk pertanian tidak mendapat pengaturan yang baik. Hingga tidak heran jika menemukan jeruk Mandarin jauh lebih murah dibanding jeruk Brastagi. Tidak sekali dua kali petani Brebes menyebar bawang hasil panen mereka ke jalan raya karena harganya terlalu rendah.

Saluran irigasi lahan persawahan yang terdiri saluran sekunder dan tersier tertutup oleh alih fungsi lahan menjadi pabrik ataupun perumahan. Sehingga menyebabkan ratusan hektar lahan sawah turun derajat menjadi sawah tadah hujan. Reformasi agraria yang sunyi tanpa bunyi merupakan fenomena saat ini. Mencetak jutaan hektar sawah baru belum tentu menjadi solusi.

Persaingan pedagang obat-obatan atau racun serangga bak jamur dimusim hujan. Berapa ratus batang pohon menjadi saksi bisu arogansi atau pamer keunggulan masing-masing produk. Bila tahu bahwa bahan aktif yang digunakan sama, kenapa tidak dipilih saja yang terbaik, termurah dan yang paling bertanggungjawab kepada lingkungan.

Terlepas dari permasalahan yang rumit tersebut, petani tetap saja bangga atas profesi yang dijalankan. Agar memperoleh penghasilan yang memadahi tentunya ada pemahaman yang bisa dipergunakan. Petani harus mulai masuk kedalam peningkatan level produknya. Dari sekedar menghasilkan komoditas (raw material) harus menghasilkan produk dengan level lebih tinggi.

Petani yang berhasil biasanya akan memproduksi sesuatu berdasar tingkat kepuasan konsumen. Produk bisa saja sama, namun dalam perlakuaan pasca panennya berbeda akan mendapatkan harga berbeda. Komoditas yang dihasilkan diperlakukan dengan pemilihan kualitas, kemasan yang menarik, dan sedikit promosi.

Nah, dengan melakukan sesuatu yang berbeda dan dengan hasil yang lebih bagus apakah masih perlu pesimis dengan prospek usaha di bidang pertanian. Ingat, jutaan bahkan sekian milyar manusia belum berhenti mengunyah produk pertanian. Mari ikut berkomitmen membangun pertanian Indonesia.
 
Sumber: http://pertaniansehat.com/read/2012/04/03/pertanian-masih-gagah.html

Tuesday, October 30, 2012

(Pertanian Ramah Lingkungan), PR baru bagi Mahasiswa



Pertanian ramah lingkungan sekarang memang telah menjadi topik yang sering kali digaungkan oleh para peneliti dan mahasiswa. Bahkan, tidak sedikit Mahasiswa kita yang “menyalahkan” petani yang (menurut mareka) tidak ramah.
Sikap Mahasiswa seperti ini tentu tidak sepenuhnya salah...
tapi tidak juga sepenuhnya benar.!
Sekedar berbagi pengalaman Baksos Idul Adha di Lamongan pada tanggal 25-26 kemarin,
ada beberapa keluhan petani ketika mahasiswa Agroteknologi  manyarankan untuk tidak membakar jerami& menggunakan pupuk organik, antara lain:

-    - Mereka hawatir jika jerami tidak dibakar, sisa hama dan penyakit sebelumnya malah justru menyerang tanaman yang mereka tanam.

-        - Jika menggunakan pupuk dari kotoran sapi, gulma yang tumbuh akan lebih cepat& rapat sehingga menambah tenaga dan biaya untuk penyiangan.

-      -  Serta jika menggunakan pupuk dari kotoran unggas, akan menimbulkan efek gatal di kaki, sehingga buruh tani banyak yang “sambat” dan enggan diajak bekerja disawah mereka.

Kalau kita mencermati pertimbangan petani tersebut, tentu ada  PR besar yang harus dikerjakan oleh Mahasiswa Agroteknologi. Bagaimana pertanian masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi dan dicarikan solusinya.
Mudah-mudahan PR ini dapat dijabarkan dalam bentuk Karya Tulis dan Bisa diikutsertakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) atau Diikutkan dalam LOKTIMANAS (lomba karya tulis Mahasiswa Nasional) yang sebentar lagi diadakan oleh FKK-HIMAGRI
Selamat Berusaha..!!!
BRAVO HIMAGROTEK..!!!
PERTANIAN JAYAlah...!!!

Wednesday, October 17, 2012

SAVE local FARMER di Hari Pangan Sedunia


Indonesia merupakan negara agraris, kaya akan keanekaragaman hayati yang mampu mendukung pemenuhan kebutuhan pangan. Indonesia memiliki 77 komoditas sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 75 jenis sumber lemak. Namun ditangah kekayaan hayati yang melimpah, Indonesia masih harung mengimpor bahan pangan. Sepanjang tahun 2012 ini saja impor beras sudah mencapai 1,95 juta ton, jagung sebanyak 2 juta ton, kedelai 1,9 juta ton. Tentu sangat ironis, Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris masih mengandalkan impor dalam hal pemenuhan pangan.
Laporan FAO pada 2010 menyebutkan bahwa hampir 90% bencana kelaparan dunia berlangsung di Asia Pasifik dan Afrika. Walaupun Afrika mendapat perhatian khusus, bukan berarti Indonesia bebas dari ancaman krisis pangan. Tingginya jumlah penduduk, melemahnya pertanian nasional, mahalnya harga pangan, dan ketergantungan impor pangan yang besar berpotensi menjadi bom waktu. Masih segar dalam ingatan kita, ketika kelompok pengusaha tahu dan tempe melakukan aksi mogok produksi akibat melonjaknya harga bahan baku.
Tantangan disektor pertanian, terutama dalam hal pangan tentu akan semakin bertambah seiring dengan perkembangan zaman. Selain karena pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, alih fungsi lahan menjadi pemukiman, industri, dan komoditas non-pangan tentu akan semakin berimbas pada ketersediaan pangan.
Tingginya kebutuhan pangan di negara kita seharusnya masih bisa diimbangi dengan dengan diversifikasi pangan, yakni dengan mengkonsumsi singkong, sagu, ubi, dan beragam pangan lokal lainnya sebagai sumber karbohidrat.
Peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuk pada tanggal 16 Oktober seharusnya dapat dijadikan sebagai Momentum  pembulatan tekad, berperan aktif dan tanggap mengatasi masalah kedaulatan pangan. Kita semua sadar bahwa mewujudkan kedaulatan pangan tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun dengan tekad serta kerjasama dan partisipasi semua pihak, kedaulatan pangan bukanlah sesuatu yang mustahil dicapai.

Friday, September 21, 2012

Study lapang Ke Puslitkoka Jember, dan PG Jatiroto

Tantangan pembangunan pertanian dimasa sekarang ini antara lain, masalah peningkatan efisiensi dan produktivitas produk pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan (food security), keterkaitan dengan dunia industri, peningkatan nilai tambah produk pertanian, perluasan kesempatan kerja disektor pertanian, peningkatan kesejahteraan pengusaha pertanian, kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan biotek pertanian. Perubahan paradigma pertanian dari yang konsenvensional yang hanya menitikberatkan pada aspek budidaya kearah pertanian modern yang berbasis industri merupakan suatu keharusan guna meningkatkan nilai tambah, serta peningkatan daya saing produk pertanian.

Menyikapi hal tersebut, mahasiswa jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Gresik pada tanggal 13-14 September 2012, menambah wawasan dengan mengunjungi Pusat Penelitian Kopi & Kakao Jember dan Pabrik Gula Jatiroto. dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir mahasiswa Agroteknologi, khususnya dalam hal budidaya & pengolahan kopi, kakao, dan tebu.
Sambutan ADM Puslitkoka Jember

kunjungan ke kebun pembibitan

perjalanan

Wednesday, June 20, 2012

PGPR, Produk Hayati Sahabat Tanaman



PGPR merupakan agen pengendali hayati yang menjanjikan dapat menekan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) di lapang.

PGPR adalah bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman, hidup secara berkoloni menyelimuti akar tanaman.

Beberapa bakteri yang ada dalam PGPR : Bacillus subtilis, Psedomonas sp, Salmonella liquefaciens, Azotobakter sp.,Rhizoium

Manfaat PGPR :
Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer), Memproduksi fitohormon (biostimulans), Menekan perkembangan penyakit (bioprotectant).

Substitusi fungsi pupuk buatan baik sebagian atau secara keseluruhan akan mengurangi biaya produksi degradasi lingkungan, sehingga berkelanjutan sistem petanian akan lebih terjamin, utamanya pada ekosistem tropika basah di Indonesia yang sangat rentan terhadap ketidaktepatan pengelolaan

Perlakuan PGPR pada Tanaman
Perlakuan pada benih :
Larutkan 250 cc PGPR kedalam 20 liter air bersih kemudian benih direndam selama 10 – 12 jam.

Perlakuan pada tanaman :
Untuk tanaman padi : Gunakan PGPR sebanyak 12 ml/liter pada 3hari sebelum tanam, 15 hst (hari setelah tanam), 30 hst dan 45 hst dengan cara disemprotkan dengan volume semprot rendah (boros/tidak berkabut).

Untuk tanaman hortikultura : Kocorkan PGPR sebanyak 12 ml/liter air setiap 7 – 10 hari sekali.

Untuk tanaman keras : Kocorkan PGPR sebanyak
17 ml/liter air setiap 1 bulan sekali.

Aplikasi dianjurkan pada sore hari setelah pukul 15.00 wib atau pada pagi pukul 09.00 wib.
untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi alamat email kami : himagro.umg@gmail.com

Wednesday, May 23, 2012

SAK SELIWERAN INFO …!!


Tentang Musyawarah Mahasiswa HIMAGROTEK
Definisi Musyawarah

*   Merupakan forum permusyawaratan tertinggi anggota

*   Diselenggarakan 1 (satu) tahun sekali

*   Dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota

*   Peserta musyawarah terdiri dari peserta aktif dan peserta pasif

Adapun kegiatan di dalamnya

*     Menetapkan dan mengesahkan serta mengamandemen Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga (AD/ART)

*     Menetapkan dan mengesahkan serta mengamandemen Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO)

*     Membuat dan mengesahkan peraturan-peraturan yang tidak bertentangan dengan AD/ART
*     Meminta pertanggung jawaban ketua umum setelah selesai masa jabatannya

*     Mendemisionerkan pengurus harian

*     Memilih ketua umum periode baru