Pertanian
ramah lingkungan sekarang memang telah menjadi topik yang sering kali digaungkan
oleh para peneliti dan mahasiswa. Bahkan, tidak sedikit Mahasiswa kita yang “menyalahkan”
petani yang (menurut mareka) tidak ramah.
Sikap
Mahasiswa seperti ini tentu tidak sepenuhnya salah...
tapi
tidak juga sepenuhnya benar.!
Sekedar
berbagi pengalaman Baksos Idul Adha di Lamongan pada tanggal 25-26 kemarin,
ada
beberapa keluhan petani ketika mahasiswa Agroteknologi manyarankan untuk tidak membakar jerami&
menggunakan pupuk organik, antara lain:
- - Mereka hawatir
jika jerami tidak dibakar, sisa hama dan penyakit sebelumnya malah justru
menyerang tanaman yang mereka tanam.
- - Jika menggunakan
pupuk dari kotoran sapi, gulma yang tumbuh akan lebih cepat& rapat sehingga
menambah tenaga dan biaya untuk penyiangan.
- - Serta jika menggunakan
pupuk dari kotoran unggas, akan menimbulkan efek gatal di kaki, sehingga buruh
tani banyak yang “sambat” dan enggan
diajak bekerja disawah mereka.
Kalau
kita mencermati pertimbangan petani tersebut, tentu ada PR besar yang harus dikerjakan oleh Mahasiswa Agroteknologi.
Bagaimana pertanian masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi dan dicarikan
solusinya.
Mudah-mudahan
PR ini dapat dijabarkan dalam bentuk Karya Tulis dan Bisa diikutsertakan dalam Program
Kreatifitas Mahasiswa (PKM) atau Diikutkan dalam LOKTIMANAS (lomba karya tulis
Mahasiswa Nasional) yang sebentar lagi diadakan oleh FKK-HIMAGRI
Selamat Berusaha..!!!
Selamat Berusaha..!!!
BRAVO HIMAGROTEK..!!!
PERTANIAN JAYAlah...!!!